Dia #3

0 Comments

Sepi tetapi bukan sunyi yang mencekam. Lebih pada suasana tenang yang nyaman. Aroma kopi dan suara mesin pembuat kopi adalah perpaduan yang khas. Ditambah suara gemericik air hujan sebagai pelengkap harmoni malam yang dingin menggigit di kota apel.

Menurutnya suatu keberuntungan menemukan café baru ini. Seminggu yang lalu ketika tak sengaja dia ikut nongkrong bersama teman-teman sekampusnya. Padahal biasanya dia lebih senang menyendiri berteman si hitam. Menghabiskan secangkir cappuccino atau latteberjam-jam sambil menarikan jemarinya di atas keyboard si putih. Namun hari itu dia memilih mengikuti ajakan teman-temannya. Dan disinilah dia sekarang. Menjalani kebiasaannya di café yang sama yang langsung menjadi tempat favoritnya.

Dia sedang menekuni si putih kesayangannya dan lembaran-lembaran kertas di depannyaUntitled milik Maliq & d’essential  memecah harmoni hujan. Dan dia meraihku. Aku baru menyadari jika lagu itu terdengar dari speaker milikku. Layarku menampilkan sederet nomor tak dikenal yang membuat dahinya berkerut. Kemudian dia menancapkan sebuah kabel melalui suatu lubang ditubuhku. Sedangkan ujung lainnya ditempelkan di telinganya. Dan menekan menyentuh layarku yang bertuliskan ‘OK’ sekilas.
ketika terdengar suara intro

Hening sejenak sebelum dia berkata, “Halo, ini siapa?”

Tak ada jawaban dari seberang. Dia menunggu. Hanya sedetik sebelum dia menyentuh layarku yang bertuliskan reject suara dari seberang menjawab.

“Ini aku.”

Hening.

Seakan tubuhnya membeku, dia tak bergerak maupun bersuara. Suara di seberang seperti mesin pendingin yang mampu mengubahnya menjadi es dalam sekejap.

“Apa kabar?” suara di seberang lagi.

Tak ada jawaban.

“Kamu masih disana kan?” Suara di seberang untuk kesekian kalinya.

Dia tetap bergeming.

“Ha-…” tut.

Bunyi ‘tut’ terakhir memotong suara di seberang.

Intro Untitled milik Maliq & d’essential kembali terdengar dari speakermilikku. Nomor tak dikenal yang sama muncul dilayarku. Dia memencet tombol di bagian atas tubuhku cukup lama dan intro Untitledmilik Maliq & d’essential tak terdengar lagi dari speaker-ku bersamaan dengan layarku yang padam.


You may also like

No comments: