Teman?
Yang satu ini bisa dibilang merupakan bagian yang nggak bisa ditinggal. Bisa dibayangkan bagaimana hidup tanpa teman. Ih... ngeri banget menurut saya. Dari dasarnya aja manusia itu mahkluk sosial yang nggak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Situ bisa apa-apa sendirian? 
Nah, kali ini saya ingin menuliskan tentang Statistika B'09Lho, apa hubungannya teman sama statistika'09 ? Ada dong. Statistika'09 adalah teman-teman saya satu angkatan di bangku kuliah, dikampus saya tercinta. (#ups, kalo bisa diulang saya lebih memilih kampus dan jurusan lain, hehe.. ) Merekalah yang memberikan warna-warni di masa-masa metamorfosa remaja ke dewasa. Dari mulai yang gokil-gokilan adu narsis seperti foto dibawah ini, sampai sumpek-sumpekan ngejain tugas kuliah yang bejibun. Yep, inilah Statistika'09.


Potret para mahasiswa narsis
Statistika angkatan 2009sendiri terdiri dari dua kelas, yaitu A dan B. Sedangkan saya tergabung dengan teman-teman di kelas B yang disebut Statistika B'09. Inilah teman-teman yang tiga tahun lebih saya jumpai dalam hampir setiap mata kuliah. Teman-teman yang berusaha menjaga kekompakan dengan beragam perbedaan pendapat. Teman-teman yang katanya dicap 'bandel' oleh para dosen. Kalo yang ini sepertinya 'penyakit' turunan di tiap angkatan. Udah dari dulu kalo yang namanya statistika B itu anaknya sering berulah. Mungkin karena para dosen dan asdos sudah memiliki persepsi dan ekspektasi demikian maka terjadilah demikian. Padahal mungkin jika para dosen dan asdos tidak beranggapan negatif kelas kami bisa lebih baik dari kelas A. 

Classmate Statistcs B '09
Yang namanya Statistika B'09 nggak bisa dipisahin sama yang namanya Ranger. Hah?? Power ranger maksudnya? Bukanlah... Ranger itu sebutan buat temen-temen terdekat saya di kelas kuliah bukan pasukan pembela kebenaran idola anak-anak jadul. Ranger itu ada delapan anak termasuk saya sendiri. Kenapa disebut Ranger? Sejarahnya dulu kami sering hangout (Cieh...istilahnya) bareng. Bisa dibilang kami sepemikiran saat itu. Nggak sengaja waktu jalan-jalan ke salah satu mall kami membeli gelang dengan bentuk yang sama, mirip jam tangan power ranger. Pas dipake ke kampus barengan entah siapa yang mengawali tiba-tiba kami dipanggil Ranger. Gokilnya lagi nama itu dikenal berbagai angkatan dan jurusan. (Wow..o_O)
Koq kesannya membuat gank ya? Itu sih udah anggapan hampir semua orang di kampus. Padahal enggak koq. Karena bukan kami juga yang sengaja memberi nama Ranger. Hanya memang seringnya kami jalan dan belajar kelompok bersama.  
Nah... ini beberapa potret yang berhasil diabadikan kamera. Lebih tepatnya potret yang bisa saya postingkan. Karena semua Ranger adalah mahkluk narsis yang foto-fotonya bertebaran dimana-mana.


Yang ini hasil narsis di Gazebo Kedokteran yang
udah di otak-atik sama Uun.Sayang cuma
berenam.
Ini potret setelah membantai ndut pake tepung
di hari ulang tahunnya.

Sebelum berangkat outbond narsis dulu ah...


It's Ranger. Me, Juzc, Ndud, Nath, Suma, Revi, Uun, Bla.

Me, Nath and Uun

Nah, itulah beberapa potret dan sekilas yang saya bisa tuliskan tentang teman-teman saya. Teman-teman yang memberikan warna di kehidupan perkuliahan saya yang nggak jarang memiliki setumpuk tugas dan kesibukan. Teman-teman yang mengisi masa-masa tanpa seragam seperti disekolah atau yang saya sebut masa Full colours. Lain kali mungkin saya akan menulis tentang masa putih|abu-abu, putih|biru atau putih|merah. 

Ingat quotes dari sebuah iklan kopi yang jadi sponsor suatu film waktu mau nonton di bioskop beberapa waktu lalu. Tentang indahnya suatu petualangan adalah pada saat perjalanannya. Bertemu orang baru, sesuatu yang baru dan pengalaman baru. Sama seperti saat mengalami suatu proses untuk pencapaian tertentu, dalam proses itulah sebenarnya banyak hal yang bisa diambil sebagai pelajaran. Akan tetapi terkadang ingin rasanya masa-masa proses itu di-skip saja. Seperti di novel-novel atau buku-buku fiksi yang saya baca, tiba-tiba "dua tahun kemudian...". Langsung melihat hasil akhirnya, ending-nya. Mungkin mulai atau sudah jenuh dengan proses yang berkepanjangan dan sepertinya belum ada niat untuk berakhir.

Sepi tetapi bukan sunyi yang mencekam. Lebih pada suasana tenang yang nyaman. Aroma kopi dan suara mesin pembuat kopi adalah perpaduan yang khas. Ditambah suara gemericik air hujan sebagai pelengkap harmoni malam yang dingin menggigit di kota apel.

Menurutnya suatu keberuntungan menemukan café baru ini. Seminggu yang lalu ketika tak sengaja dia ikut nongkrong bersama teman-teman sekampusnya. Padahal biasanya dia lebih senang menyendiri berteman si hitam. Menghabiskan secangkir cappuccino atau latteberjam-jam sambil menarikan jemarinya di atas keyboard si putih. Namun hari itu dia memilih mengikuti ajakan teman-temannya. Dan disinilah dia sekarang. Menjalani kebiasaannya di café yang sama yang langsung menjadi tempat favoritnya.

Dia sedang menekuni si putih kesayangannya dan lembaran-lembaran kertas di depannyaUntitled milik Maliq & d’essential  memecah harmoni hujan. Dan dia meraihku. Aku baru menyadari jika lagu itu terdengar dari speaker milikku. Layarku menampilkan sederet nomor tak dikenal yang membuat dahinya berkerut. Kemudian dia menancapkan sebuah kabel melalui suatu lubang ditubuhku. Sedangkan ujung lainnya ditempelkan di telinganya. Dan menekan menyentuh layarku yang bertuliskan ‘OK’ sekilas.
ketika terdengar suara intro

Hening sejenak sebelum dia berkata, “Halo, ini siapa?”

Tak ada jawaban dari seberang. Dia menunggu. Hanya sedetik sebelum dia menyentuh layarku yang bertuliskan reject suara dari seberang menjawab.

“Ini aku.”

Hening.

Seakan tubuhnya membeku, dia tak bergerak maupun bersuara. Suara di seberang seperti mesin pendingin yang mampu mengubahnya menjadi es dalam sekejap.

“Apa kabar?” suara di seberang lagi.

Tak ada jawaban.

“Kamu masih disana kan?” Suara di seberang untuk kesekian kalinya.

Dia tetap bergeming.

“Ha-…” tut.

Bunyi ‘tut’ terakhir memotong suara di seberang.

Intro Untitled milik Maliq & d’essential kembali terdengar dari speakermilikku. Nomor tak dikenal yang sama muncul dilayarku. Dia memencet tombol di bagian atas tubuhku cukup lama dan intro Untitledmilik Maliq & d’essential tak terdengar lagi dari speaker-ku bersamaan dengan layarku yang padam.

Tahun kemaren, tahun 2012 tuh menurut saya identik sama yang namanya pelangi. Mulai dari butiknya mbak Dian Pelangi yang booming sampek kue dan cake pun ada yang pelangi. Semuanya serba pelangi.
Diantara pelangi-pelangi yang mewarnai tahun lalu, ada satu pelangi yang membekas sampe sekarang. Saya tidak bisa melupakan keindahannya yang sekejap itu. Belum. Ingin sebenarnya, tapi banyak hal yang mengingatkan. Untungnya mengingatnya nggak terlalu annoying seperti beberapa bulan lalu. Hanya perlu mengingat kalo pelangi itu pernah membuat saya tersenyum dan tertawa lepas. Cukup dengan itu semua akan kembali baik-baik saja.
Merasa kangen dan ingin melihat keindahannya lagi. Sering tergoda tapi saya tahan. Karena saya tahu keindahan yang sama tidak akan saya temukan lagi.
Bye, my 2012 rainbow.